Etnobotani Masyarakat Desa Tanjung Belit Kabupaten Kampar Provinsi Riau

  • Ridho Chandra Universitas Lancang Kuning
  • Eno Suwarno* Universitas Lancang Kuning
  • Eni Suhesti Universitas Lancang Kuning
Keywords: Ethnobotany, Malays, Tanjung Belit, medicinal plants

Abstract

The people of Tanjung Belit Village are one of the ethnic Malays who live on the edge of the forest. They still use plants from the forest and the surrounding environment for their daily needs. The purpose of this research is to inventory and describe the entnobotany of the Tanjung Belit Village community. The research method used is interviews, distribution of questionnaires, and observation. The results of the study found that 215 types of plants were used by the people of Tanjung Belit Village for various purposes. The highest utilization was for medicinal ingredients as much as 43.9%, followed by food-producing plants as much as 19.1%, and the least was for natural pesticides and toxic substances, namely 1.7%.

Abstrak

Masyarakat Desa Tanjung Belit merupakan salah satu etnis Melayu yang tinggal di pinggir hutan. Mereka masih memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dari hutan dan lingkungan sekitarnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk menginventarisasi dan mendeskripsikan entnobotani masyarakat Desa Tanjung Belit. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara, pembagian quisioner, dan observasi. Hasil penelitian menemukan 215 jenis tumbuhan digunakan oleh masyarakat Desa Tanjung Belit untuk berbagai keperluan. Pemanfaatan terbanyak   adalah untuk bahan obat sebanyak 43.9%, diikuti dengan tumbuhan penghasil pangan sebanyak 19.1%, dan yang paling sedikit adalah untuk pestisida alami dan bahan racun yaitu 1.7%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, A. (2001). Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius
Arum, G.P.F., Retnoningsih, A., Irsadi, A. (2012). Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Unnes J Life Sci, 1(2), 125-132
Darusman, L.K., Darusman, D., Suwarno, E. (2014). Comparing medicinal plants use for traditional and modern herbal medicine in Long Nah Village of East Kalimantan. Bionatura, 16(2), 95-102
Has, D.H., Zuhud, E.A.M., Hikmat, A. (2020). Etnobotani Obat Pada Masyarakat Suku Penguluh Di KPHP Limau Unit Vii Hulu Sarolangun, Jambi. Media Konservasi, 25(1), 73-80
Hadriyati, A., Andriani, M., Anggeliapratiwi. (2020). Studi Etnobotani Di Hutan Harapan Suku Anak Dalam Batin Sembilan Desa Bungku Kecamatan Bajubang Batanghari Provinsi Jambi. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(2), 861-871
Helmina, S., Hidayah, Y. (2021). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Tradisional Oleh Masyarakat Kampung Padang Kecamatan Sukamara Kabupaten Sukamara. Jurnal Pendidikan Hayati, 7(1), 20-28
Lean, J. (2006). Ilmu Pangan, Gizi dan kesehatan. Diterjemahkan oleh Nata Nilamsari dan Astri Fajryah. Yogyakarta: Perpustaka Pelajar
Najib, N.N. (2020). Kajian Etnobotani Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Journal TABARO, 4(1), 2597-8632
Purwanto. (2000). Etneobotani dan Konservasi Plasa Nutfah: Peran Sistem Pengetauan Lokal pada Pengembangan dan Pengelolaanya. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI dan Lembaga Etnobotani Indonesia
Putri, R.I., Supriatna, J., Walujo, E.B. (2014). Etnobotani Tumbuhan Penunjang Ritual Adat Di Pulau Serangan, Bali. Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI.
Rukman dan Suganda. (2008). Hama Tanaman dan Cara Pengendaliannya. Jakarta: Kanisius
Saputra, S., Syamswisna, Marlina, R. (2021). Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Manis Mata Kabupaten Ketapang. Biocelebes, 15(1), 61-75
Subagiyo. (2008). Tekstil Tradisional. Bekasi: Studio Primastoria.
Syamsudin. (2015). Kerajinan Anyaman. Yogyakarta: Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya.
Wahyuni, S., Afidah, M., Ramadansur, R. (2021). Etnobotani Tumbuhan Pangan Di Desa Cipang Kiri Hulu Provinsi Riau. Bio-Lectura, 8(2), 174-179
Published
2022-01-26
Abstract viewed = 602 times
PDF downloaded = 680 times