PUSAT LAYANAN BAGI LANSIA DI PEKANBARU
Abstract
Semakin bertambah umur seseorang tingkat kemandirian seseorang semakin berkurang, dikarenakan kondisi kesehatan yang semakin menurun sehingga potensi dan kinerja orang lanjut usia (lansia) menjadi terbatas. Karena kondisi tersebut banyak keluarga dari para lansia merasa terbebani sehingga mereka memilih untuk mengantarnya ke panti jompo. Seharusnya hal itu tidak terjadi, karena kewajiban seorang anak harusnya mengurus orang tua mereka di masa tuanya. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan desain bangunan yang humanis dan memberikan efek pada pengguna bangunan . Pusat Layanan bagi Lansia di Pekanbaru merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan lansia, seperti kegiatan lansia, hubungan sosial dan pelayanan kesehatan bagi lansia. Konsep dari Pusat Layanan bagi Lansia ini adalah dengan pendekatan “arsitektur perilaku”, dimana konsep perancangan tersebut penerapannya dengan mempelajari aktivitas-aktivitas manusia serta pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan. Diharapkan didalam perancangan Pusat Layanan bagi Lansia ini dapat memenuhi kebutuhan lansia sesuai dengan apa yang seharusnya mereka dapatkan.Pusat Layanan bagi Lansia ini diperuntukan bagi lansia yang terlantar baik secara sosial maupun ekonomi, dengan kategori lansia yang masih sehat dan lansia yang dalam keadaan sakit tetapi tetap dapat beraktivitas, seperti lansia yang menggunakan kursi roda atau tongkat. Pusat Layanan bagi Lansia ini direncanakan di Jalan H. Sutiono Sidomulyo Timur Marpoyan Damai Pekanbaru, yaitu dimana lokasi tersebut jauh dari kebisingan, sehingga membuat lansia merasa nyaman dan tenang ketika berada di dalam hunian.
Downloads
Copyright (c) 2018 Jurnal Arsitektur : Arsitektur Melayu dan Lingkungan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.