PERENCANAAN KONSERVASI KAWASAN EKSPERMUKIMAN BURUH TAMBANG BATUBARA DI KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT
Abstract
Pembangunan daerah di sektor pelestarian saat ini kasih belum mendapatkan perhatian yang serius oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Sedangkan Undang-undang tentang Cagar Budaya no 11 tahun 2010 telah mengamanatkan dengan jelas bahwa pelestarian budaya tangible ( budaya yang berwujud ) dan intangible ( budaya yang tidak berwujud ) sangat di perlukan demi memelihara identitas bangsa yang mana sebenarnya telah mengalami penurunan (degradasi) nilai-nilai budaya asli dan telah digantikan dengan kebudayaan baru yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan asli.
Perlunya memelihara budaya khususnya bangunan dan lingkungan yang memiliki nilai sejarah bagi sebuah kota telah menjadi perhatian oleh Pemerintah kota Sawahlunto Sumatera Barat. Semenjak dicanangkannya visi misi kota tersebut maka Pemerintah telah mulai berbenah diri dan dengan konsisten membuat program-program yang berkaitan dengan pelestarian khususnya pada bangunan peninggalan sejarah tambang yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda satu abad yang silam.
Sungguhpun demikian dengan terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya dana menjadi persoalan tersendiri bagi Pemerintah kota mengingat masih banyaknya program-program pembangunan lain yang juga harus mendapat perhatian Pemerintah. Sehingga dalam melanjutkan program – program pelestarian khususnya konservasi bangunan dan kawasan juga terhalang karena keterbatasan tersebut. Oleh sebab itulah perlunya dilakukan penelitian agar dapat membantu Pemerintah untuk segera mengambil beberapa keputusan atau kebuijakan pembangunan berkaitan dengan keberlanjutan program pembangunan kepariwisataan.
Salah satu kawasan yang dianggap cukup penting untuk segera dilakukan penanganan pelestarian adalah kawasan eks permukiman buruh tambang batubara di Kelurahan Tanah Lapang dan Kelurahan Tangsi Baru yang berada di pusat kota dan menjadi jalur sirkulasi menuju tempat objek – objek wisata lainnya di Kota ini. Sehingga diperlukan rencana tindakan konservasi bangunan untuk kawasan ini yang diharapkan akan menjadi acuan pemugaran setiap rumah masyarakat. Dari penelitian ditemukan beberapa tipe perumahan karyawan yang sudah banyak mengalami perubahan, namun telah bisa diidentifikasi untuk membuatkan acuan pemugarannya. Sehingga akan mempermudah dalam melakukan proses pelestarian. Begitu juga dengan jalur surkulasi dan pencapaian untuk mengintegrasikan kedua kawasan ini juga dihasilkan dari penelitian ini guna mendapatkan satu kesatuan penangan kawasan pelestarian yang akan bermanfaat untuk masyarakat sekitar juga untuk aktifitas wisatawan.