Pengembangan Tanaman Herbal di Lahan Pekarangan Masyarakat Kelurahan Agrowisata Kecamatan Rumbai Barat
Keywords:
herbal, medicine, yardAbstract
Herbal plants, in the millennial era are often seen as not providing maximum benefits. However, this is not true, although it is less practical, do not underestimate it, this is the local wisdom of the Indonesian people. Medicinal/herbal plants have been used for generations by the Indonesian people. The general knowledge possessed by the Indonesian people, including the people in the Agrowisata Village, is very common and accustomed to mixing and concocting herbal/medicinal plants into various kinds of traditional medicines. The problem of abandoned yard land on the one hand, on the other hand there are very potential medicinal plants, becoming a logical and operative framework proposed as a theme and community service activity by the Faculty of the Postgraduate School of Lancang Kuning University. The Faculty of Graduate School as a university has an obligation and mandate to identify problems faced by the community and their solutions. Through these thoughts and efforts, universities help improve the quality of life of the community. This idealism and thought become the spirit as well as a sense of responsibility in designing and carrying out community service. The development of herbal/medicinal plants as a form of utilization of yard land is expected to provide the widest possible benefits to the community. The activities carried out by the Community Service Implementation Team in Agrowisata Village include 1) counseling on herbal/medicinal plant materials; 2) practice and training in planting herbal/medicinal plants and 3) evaluation of activities. The expected outputs of the community service activities in Agrowisata Village are 1) scientific articles/journals, 2) publications in the mass media (print/electronic); 3) increasing knowledge and skills of partners in terms of herbal plants; 4) Increasing public peace/health
Tanaman herbal, pada era milenial seringkali dipandang tidak memberi manfaat maksimal. Namun hal itu tidaklah benar, walaupun kurang praktis jangan menganggapnya remeh, hal ini merupakan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Tanaman berkhasiat obat/herbal telah dimanfaatkan secara tturun temurun oleh masyarakat Indonesia. Pengetahuan umum yang dimiliki masyarakat Indonesia termasuk masyarakat di Kelurahan Agrowisata, sudah sangat lazim dan terbiasa meramu dan meracik tumbuhan herbal/obat menjadi berbagai macam obat tradisonal. Problematika tanah pekarangan terlantar di satu sisi, di sisi berbeda ada tumbuhan berkhasiat obat yang sangat potensial, menjadi kerangka logis dan operatif diajukan sebagai tema dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Oleh Fakultas Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning. Fakultas Sekolah Pascasarjana sebagai perguruan tinggi memiliki kewajiban dan pemegang amanah untuk menemukenali permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat beserta solusinya. Melalui pemikiran dan usaha inilah perguruan tinggi membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Idealisme dan pemikiran ini menjadi ruh sekaligus sebagai rasa tanggung jawab dalam merancang dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Pengembangan tanaman herbal/obat sebagai bentuk pemanfaatan lahan pekarangan, diharapkan mampu memberi manfaat yang seluas-luasnya kepada warga masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana pengabdian di Kelurahan Agrowisata ini antara lain adalah 1) penyuluhan materi tanaman herbal/obat; 2) praktek dan pelatihan penanaman tanaman herbal/obat dan 3) evaluasi kegiatan. Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian di Kelurahan Agrowisata ini adalah 1) artikel/ jurnal ilmiah, 2) publikasi pada media masa (cetak/elekronik); 3)peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam hal tanaman herbal; 4) Peningkatan ketentraman /kesehatan masyarakat
References
Fitri, W. E., Gusti, F. R., Dasril, O., & Putra, A. (2019). Pelatihan dan pendampingan budidaya tanaman obat keluarga di pekarangan masyarakat sekitar tpa air dingin. Jurnal Abdimas Saintika, 1(1), 145-153.Kustiah T, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Limananti AI, Triratnawati A. 2003. Ramuan Jamu Cekok sebagai Penyembuhan Kurang Nafsu Makan Pada Anak : Suatu Kajian Etnomedisin. Makara, Kesehatan. Vol 7(1) : 11-20.
Mathew D, Hsu WL. 2018. Antiviral Potential of Curcumin. Science Direct. Vol 40 : 692-699.
Sordillo PP, Helson L. 2015. Curcumin Suppression of Cytokine Release and Cytokine Storm. A Potential Theraphy for Patients with Ebola and Othner Severe Viral Infections. In Vivo. Vol 29 (1):1-4.
Sudharto H.P., 2000, Demensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sugito, S., Susilowati, S., & Al Kholif, M. (2017). Strategi pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman obat keluarga (TOGA). Jurnal Penamas Adi Buana, 2(2), 1-8.
Wulandari, R. (2019). Strategi Pengembangan Urban Farming Sayuran Hidroponik “Pekanbaru Green Farm” Di Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).
Hidayatulloh, A., Mahandika, D., Yuniantoro, Y., & Mudzakir, M. D. (2018). Pembudidayaan Tanaman Apotik Hidup Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 341-346.
