PENILAIAN KONDISI JEMBATAN RANGKA BAJA DI RIAU DENGAN METODE BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM
Abstract
Penilaian kondisi jembatan merupakan usaha pemeliharaan jembatan untuk mempertahankan usia jembatan dan mencegah terjadinya kerusakan struktur jembatan yang berkelanjutan. Provinsi Riau memiliki 148 jembatan yang termasuk ke dalam data jembatan yang mendapatkan pemeliharaan oleh pemerintah. Diantara jembatan tersebut terdiri atas jembatan rangka baja dan jembatan beton bertulang yang telah berumur lebih dari 20 tahun. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat tentu saja akan meningkatkan resiko penurunan kekuatan jembatan dan umur jembatan. Faktor banyaknya struktur jembatan yang perlu mendapatkan perhatian pemeliharan dan tingkat resiko kerusakan jembatan yang berbeda-beda mengakibatkan perluanya pemeringkatan pemeliharaan jembatan. Pemeringkatan ini dapat dilakukan dengan menilai masing-masing kondisi jembaatan dalam suatu sistem yang disebut Bridge Management System. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa jembatan di Riau dengan resiko tinggi menggunakan metode Bridge Management System. Hal ini dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia. Kemudian diinput dan dianalisis dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen jembatan (sim-IBMs) melalui proses penyaringan teknis. Dalam informasi manajemen jembatan BMS, ada kegiatan manajemen jembatan mulai dari inspeksi, perencanaan teknis hingga implementasi dan pemeliharaan. Dengan melakukan BMS kegiatan ini dapat diatur secara sistematis dan berkala sehingga kondisi jembatan dapat terlihat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi jembatan rangka baja di Riau dan untuk mendapatkan tindakan perbaikan atau pemeliharaan yang tepat. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah rekomendasi penanganan dan membuat pesanan berdasarkan skala prioritas. Nilai kondisi dari 4 jembatan menggunakan standar BMS adalah : 4 Bridge = 4 (kritis), 6 Bridge = 3 (berat rusak). Dari penilaian beberapa jembatan provinsi Riau memperoleh nilai dari kondisi masing-masing jembatan. Jembatan Merangin, S, Jembatan Jangkang, Jembatan Parak Suak Buaya. Jembatan Parit Darauf adalah jembatan paling kritis yang memiliki nilai kritis untuk bangunan atas. Sementara Jembatan Siak II memiliki nilai kondisi rusak berat yang terdiri dari bangunan atas rusak berat, lantai bangunan rusak berat, bangunan bagian bawah rusak ringan dan DAS rusak ringan.
Downloads
References
BSN, 2016, Pembebanan Untuk Jembatan SNI 1725:2016, Jakarta, BSN.
Departement of Transportation, 2016, Nysdot Bridge Inspection Manual, Januari 2016.
Directorate General of Highways Ministry Of Public Works Republic of Indonesia, 1993, Bridge Management System.
Gusman LSW., Rasidi N., Ningrum D., 2017, Analisis Alternatif Perkuatan Jembatan Rangka Baja (Studi Kasus : Jembatan Rangka Baja Soekarno-Hatta Malang, Eureka : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, Volume 1, Nomor 1.
Hariman F., Hardiyatmo HC., Triwiyono A., 2007, Evaluasi dan Program Pemeliharaan Jembatan dengan Metode Bridge Management System (BMS) (Studi Kasus : Empat Jembatan Propinsi D.I. Yogyakarta, Civil Engineering Forum Teknik Sipil, Volume 17, Nomor 3, 581–593.
Kementerian PUPERA, 2017, Data Routine Trafic Counting Riau, Pekanbaru.
Kostawan E., 2006, Pengembangan Penilaian Kondisi Jembatan Rangka Baja dengan Metode Pendekatan Proses Hirarki Analisis (PHA) Studi Kasus Jembatan Rangka Baja Ruas Pantura Jawa Barat, Tesis, Bandung, Institut Teknologi Bandung.
Parr MJ., Connor RJ., Bowman M., 2010, Proposed Method for Determining the Interval for Hands-on Inspection of Steel Bridges with Fracture Critical Members, Journal of Bridge Engineering, Volume 15, Issue 4, Juli 2010, 352–363.
Tim Kementerian PUPERA, 2010, Data Histori Jembatan di Riau, Pekanbaru.