Community Empowerment in Utilizing Local Agricultural Waste as an Effort to Recover The Red Onion Farming Economy

Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan Limbah Lokal Pertanian sebagai Upaya Pemulihan Perekonomian Usahatani Bawang Merah

Keywords: Community empowerment, Agricultural local waste, Organic fertilizer

Abstract

Enrekang Regency is the largest shallot producing area in South Sulawesi. The spread of shallot cultivation is found in several sub-districts in Enrekang Regency, especially in several sub-districts, especially in Baraka Sub-District, Banti Village, which is the largest producer of shallot commodities. Shallots require intense agricultural inputs so that farmers often insist on using chemicals in controlling pests and plant diseases that attack them, of course this has a very bad impact on the health of farmers and the environmental ecosystem, especially the shallot commodity itself which is cultivated is unhealthy for consumption because it contains dangerous heavy metals. Even though around the brand there are many agricultural wastes that are simply wasted and not utilized. These agricultural wastes can be processed into good organic fertilizer for plant growth and land rehabilitation. So that this community service aims to train shallot farmers to process and utilize agricultural waste that is around them to be used as good organic fertilizer for plant growth in the long term. This service activity was carried out with the partners of the Keinnawa Farmers Group in Baraka Village to increase awareness, concern, insight, skills and expertise in processing useful agricultural waste. The number of farmers involved is 55 people with community education, outreach, direct practice and mentoring methods. The results of this dedication resulted in the level of participation of farmers to be involved by 83% in activities and increased awareness of utilizing waste by 77%. The results obtained need to be continuously improved, especially the involvement of government officials to collaborate with academics to get assistance with Keinnawa Partners in maintaining the continuity of this activity.

Downloads

Download data is not yet available.

References

BR Purba, E. S (2019). Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik CairLimbah Pertaniandan Daun Lamtoro dengan Penambahan Bioaktivator EM4 terhadap Kandungan Fosfor dan Kalium Total.

Chen X, J.I Thang Z. G. Faang and S. Hu. 2002. Phosphate-solubilizing Mikrobes in Rhizosphere Soil of 19 Weeds in Southestern China. Journal of Zhejiang University Science 3: 355-361

Devianti, D. 2019. Studi tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan Karangjati Kecamatan BalikpapanTengah. Jurnal Administrasi Negara, Volume 2 Np. 1. Hal 380-394.

Gonzale n Gracia, 2019. A Manual of Rural Composting FAO. Rome: United Nation

Indriyanti, D. R., Banowati, E., & Margunani. (2015). Pengolahan limbah organik limbah pertanian pasar menjadi kompos. ABDIMAS, 19(1), 43–48. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/abdimas.v19i1.4702

Irawan, T. B. (2018). Pengaruh Susunan Bahan Terhadap Waktu Pengomposan Limbah pertanian Pasar Pada Komposter Beraerasi. Metana, 10(01), 18–24. https://doi.org/10.14710/metana.v10i01.9773

Irmayani, I., Hasnawati, H., & Sriwahyuningsih, A. E. (2021). Analisis Marjin dan Efisiensi Saluran Pemasaran Produksi Bawang Merah (Allium ascolanicum L.) Di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 21(2), 338–347. https://doi.org/10.35965/ECO.V21I2.1107

Irmayani, I., Salim, N., Nurhaedah, & Masnur. (2023). Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Bawang Merah Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kelurahan Balla Kecamatan Baraka. Jurnal AGRIBIS, 16(1), 2125–2153. https://doi.org/10.36085/AGRIBIS.V16I1.4763

Larasati, A. A., & Puspikawati, S. I. (2019). Pengolahan Limbah pertanian Sayuran Menjadi Kompos Dengan Metode Takakura. Ikesma, 15(2), 60–68. https://doi.org/10.19184/ikesma.v15i2.14156

Matenggomena L HS, 2016. Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Budidaya Tanaman Sayuran Organik di Pekarangan Rumah. Agroinovasi, 17-23, XL.III (3503)

Mayrowani H. 2021. Pengembangan Pertanian Organikdi Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 91-108.

Novita, E., Wahyuningsih, S., Minandasari, F. A., & Pradana, H. A. (2021). Variasi Jenis dan Ukuran Bahan pada Kompos Blok Berbasis Limbah Pertanian sebagai Media Pertumbuhan Tanaman Cabai. Jurnal Teknologi Lingkungan, 22(1), 085–095. https://doi.org/10.29122/jtl.v22i1.3584

Nurman. (2015). Strategi pembangunan daerah. Rajawali Pers. https://www.rajagrafindo.co.id/produk/strategi-pembangunan-daerah/

Setiawan, A. N., & Santi, I. S. (2022). Pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan pekarangan untuk mendukung kemandirian pangan. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(1), 6–12. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jmm.v6i1.6412

Setyorini D, Saraswati R, Anwar E.A, (2008). Kompos, Pupuk Organiak dan Pupuk Hayati, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Subekti, 2019. Pemanfaatan Sampah OrganikMenjadi Pupuk Kompos Cair dengan Menggunakan Komposter Sederhana. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa April 2019 Volume 03 No. 02. Surabaya.

Triyono, A. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Community Development Program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Pt. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap, KomuniT, VI(2), 111–121.

Yofita, 2021. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Yogyakarta.

Published
2023-08-23
How to Cite
Irmayani, I., Arman, A., Ilmi, N., & Masnur, M. (2023). Community Empowerment in Utilizing Local Agricultural Waste as an Effort to Recover The Red Onion Farming Economy: Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan Limbah Lokal Pertanian sebagai Upaya Pemulihan Perekonomian Usahatani Bawang Merah. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(4), 1018-1025. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v7i4.14479
Abstract viewed = 88 times
PDF downloaded = 121 times