Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Permisan sebagai Kawasan Ekowisata
Abstract
Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan dapat mengoptimalisasikan pengetahuan dan pemberdaayaan masyarakat di Desa Permis dalam mengembangkan kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Permisan sebagai kawasan ekowisata secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu dengan cara sosialiasi secara langsung kepada masyakat dan FGD (Focus Group Discussion). Hasil yang didapatkan bahwa TWA Gunung Permisan memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan ekowisata berdasarkan potensinya. Hal ini juga didukung dengan antusiasnya masyarakat desa dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan. Perlunya kolaborasi dalam mengembangan kawasan TWA Gunung Permisan sehingga secara bersama-sama dapat menjadi pelopor konservasi, mempertahankan identitasi sosial budaya masyakat, dan menjadi salah satu penompang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengabdian ini secara tidak langsung dapat meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola potensi sumberdaya alam; menumbuhkan mindset untuk berkolaborasi membentuk suatu komunitas yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat; dan adanya inisiatif pembentukkan kelompok masyarakat sadar wisata sebagai upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan
Downloads
References
Baggio, R., Scott, N., & Cooper, C. (2010). Improving tourism destination governance: a complexity science approach. Tourism Review, 65(4), 51–60.
BKSDA SUMSEL. (2020). Menguak Keindahan Alam TWA Gunung Permisan. https://bksdasumsel.org/2020/08/11/menguak-keindahan-alam-twa-gunung-permisan/
Butarbutar, R., & Soemarno, S. (2013). Environmental Effects Of Ecotourism In Indonesia. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 1(3), 97–107.
Dangi, T. B., & Jamal, T. (2016). An integrated approach to “sustainable community-based tourism.” Sustainability, 8(5), 1–32.
Henri, H., & Ardiawati, S. (2020). Ecotourism Development of Munjang Mangrove Forest and Conservation Efforts Based on Community Approach. BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan), 7(1), 106–116.
Henri, Hakim, L., & Batoro, J. (2017). Ecotourism Development Strategy of Pelawan Forest in Central Bangka , Bangka Belitung. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 5(3), 145–154.
Lanini, A., & Syafiuddin, I. (2020). Peningkatan Kesadaran Hukum Tentang Konservasi Lingkungan Bagi Masyarakat Watutela. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 701–707.
Laws, E., Richins, H., Agrusa, J., & Scott, N. (2011). Tourist destination gtovernance: practice, theory and issues. Wallingford: CAB International.
Nugroho, I. (2011). Ekowisata dan pembangunan berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nunkoo, R., & Gursoy, D. (2012). Residents’ support for tourism. An Identity Perspective. Annals of Tourism Research, 39(1), 243–268.
Schott, C., & Nhem, S. (2018). Paths to the market: analysing tourism distribution channels for community-based tourism. Tourism Recreation Research, 43(3), 356–371.
Scott, D. (2011). Why sustainable tourism must address climate change. Journal of Sustainable Tourism, 19(1), 17–34.
Stone, M. T. (2015). Community-based ecotourism: A collaborative partnerships perspective. Journal of Ecotourism, 14(2–3), 166–184.