PANTUN MELAYU RIAU: REFLEKSI NILAI MASYARAKAT MELAYU SUATU TINJAUAN SOSIOLOGIS

  • Essy Syam Universitas Lancang Kuning
Keywords: Pantun, Melayu, Alam, Agama

Abstract

Analisis ini memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara suatu. karya (pantun Melayu, khususnya Melayu Riau) dengan masyarakat Melayu itu sendiri. Hal ini didukung oleh konsep yang menegaskan bahwa suatu karya adalah refleksi dari masyarakatnya.
Penelitian ini memperlihatkan keterikatan antara pantun dengan masyarakat Melayu Riau khususnya dan masyarakat Melayu yang lebih luas pada umumnya, karena pantun selalu identik dengan orang Melayu. Sebagai karya yang dihasilkan oleh masyarakat Melayu, pantun mengandung nilai-nilai kemelayuan yang menjadi ciri orang Melayu yang berfikir metaf orik dengan menggunakan perlambang sebagai cara untuk menghindar dari menggunakan ungkapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Di samping itu, pantun menunjukkan budi bahasa seseorang sehingga untuk menjaga budi bahasa dan prilakunya orang-orang Melayu menjadi masyarakat yang berpantun.
Analisis ini membuktikan bahwa pantun Melayu, khususnya pantun nasehat yang dianalisis dalam analisis ini merupakan refleksi masyarakat Melayu yang terikat dengan alam dan terikat dengan agama (Islam ).
Keterikatan masyarakat Melayu dengan alam terrefieksi dari pilihan kata yang dipakai dalam pantun­pantun nasehat tersebut, dimana kata-kata yang digunakan dalam sampiran adalah kata-kata benda seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan alam, seperti padi, buli-buli, buaya, kerang, pagar, rebung, buluh dan sebagainya. Selain itu pantun­pantun tersebut juga menggunakan kata-kata yang menunjukkan aktifi.tas orang Melayu seperti bercocok tanam, bertani, berburu, menangkap ikan, dan lain sebagainya.
Hal lain yang terrefleksi dari pantun nasehat ini adalah keterikatan orang Melayu dengan agamanya. Dari kecil seorang anak dinasehati orang tuanya untuk menjalankan ibadah agama seperti mengaji, sembahyang ( sholat ), bertaubat, dan lainnya. Selain itu tuntunan agama yang menjadi pedoman manusia untuk bertingkah laku yang baik juga tergambar dalam pantun-pantun nasehat tersebut. Seorang anak dinasehati untuk tidak mencintai dunia, tidak memfitnah orang, tidak menyusahkan orang lain, tidak makan sembarangan, tidak berkata kasar dan tidak sombong.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2007-02-16
Section
Articles
Abstract viewed = 545 times
PDF downloaded = 214 times