KAJIAN KOMPARASI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KELAPA DALAM (Cocos nucifera Linn) BERDASARKAN TIPOLOGI LAHAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

  • Sisca Vaulina Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau
Keywords: Kelapa, Tipologi Lahan, Produksi, Pendapatan

Abstract

Perbedaan tipologi lahan berpengaruh terhadap potensi produksi Kelapa Dalam. Indragiri Hilir memiliki 4 tipologi lahan yakni (1) wilayah daratan (Kecamatan Keritang), (2) wilayah gambut pasang surut (Kecamatan Tempuling), (3) wilayah gambut pesisir (Kecamatan Gaung Anak Serka), (4) wilayah pesisir (Kecamatan Concong). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis: (1) Usahatani Kelapa, mencakup teknologi budidaya, penggunaan faktor produksi, biaya, produksi, pendapatan dan efisiensi usahatani Kelapa Dalam berdasarkan tipologi lahan di Kabupaten Indragiri Hilir; (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi Kelapa Dalam berdasarkan tipologi lahan di Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini menggunakan metode survey. Sampel ditentukan secara berjenjang (Multistage Area Sampling) dengan jumlah sampel 46 orang petani kelapa. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dan menggunakan fungsi produksi Cobb-douglass. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produksi terbesar pada lahan pesisir (4.350/Kg/panen/ha), lahan gambut pasang surut (3.100/Kg/panen/ha), lahan daratan (2.671/Kg/panen/ha) dan lahan gambut pesisir (2.003/Kg/panen/ha). Pendapatan bersih usahatani kelapa dengan nilai tertinggi pada lahan pesisir (Kecamatan Concong) sebesar Rp Rp 1.250.818,53/panen. Sedangkan terendah pada lahan gambut pesisir (Kecamatan Gaung Anak Serka) sebesar Rp 111.434,47/panen. Nilai koefisien determinasi, untuk lahan daratan R2=0,99; lahan gambut pasang surut R2=0,96; untuk lahan gambut pesisir R2=0,64 dan untuk lahan pesisir R2=0,95. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa di lahan gambut pasang surut adalah lahan (0,00), jumlah tanaman produktif (0,01). Untuk lahan pesisir, factor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi adalah terusi (0,01), begitupula dengan lahan gambut pesisir (0,03). Berbeda dengan lahan daratan, factor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi adalah lahan (0,03); tenaga kerja (0,02); jumlah tanaman menghasilkan (0,03), terusi (0,03).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdurachman dan Mulyani. 2003. Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa (Online), (http://www.anakagronomy.com/2013/04/analisis-kesesuaian-lahan-untuk tanaman.html). Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018.
Badan Pusat Statistik. 2015. Riau dalam Angka. Propinsi Riau, Pekanbaru.
Badan Pusat Statistik. 2018. Indragiri Hilir dalam Angka. Kabupaten Indragiri Hilir, Tembilahan.
Bavappa, K.V.A S.N. Darwis and D.D. Tarigans. 1995. Coconut Production and Productivity in Indonesia. Asian and Pacific Coconut Community 80pp.
Damanik, S. 2007. Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera) untuk Meningkatkan PendapatanPetani di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau Perspektif, 6 (2): 94 – 104
Dongoran, F. R. 2013. Analisis Keuntungan Usaha Tani Kelapa Di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 10 (2); 151-164.
Gujarati. 1995. Ekonometrika Dasar. Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Gujarati. 2001. Ekonometrika Dasar. Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Hartawan, R., Arif Sarjono. 2016. Karakteristik Fisik dan Produksi Kelapa Dalam (Cocos nucifera L) di Berbagai Ekologi Lahan. Jurnal Media Pertanian, 1 (2): Hal 45–54
Mentri Pertanian Republik Indonesia. 2014. Standar Kelapa. www.djppkemenkumham.go.id. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018.
Mustofa, R., Novia Dewi., Jum’atri Yusri. 2016. Analisis Komparasi Usahatani Kelapa Sawit Swadaya Menurut Tipologi Lahan di Kabupaten Indragiri Hilir. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), 7 (1); 47-55
Ngamel, A. K. 2012. Analisis Finansial Usaha Budidaya Rumput Laut Dan Nilai Tambah Tepung Karaginan Di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sains Terapan, 2 (1) : 68–83
Pangkey, M.C., Vecky, A.J. Masinambow., Albert T. Londa. 2016. Perbandingan Tingkat Pendapatan Petani Kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan (Studi Kasus di Desa Ongkaw I dan Desa Tiniawangko Kecamatan Sinonsayang). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(02): 233-242.
Ruauw, E., Jenny, B., Devison P. 2011. Kajian Pengelolaan Usahatani Kelapa di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. ASE, 7 (2): 39-50.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Penerbit PT. Raya Grafido Persada; Jakarta.

Supandi dan Nurmanaf, A.R. 2006. Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Upaya Peningkatan Penddapatan. Jurnal Litbang Pertanian, Hal 26.
Tarigans, D.D. 2005. Diversifikasi Usahatani Kelapa sebagai Upaya untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Perspektif, 4(2): 71-78.
Vaulina, S. dan Saipul Bahri. 2015. Produksi dan Pendapatan Petani Kelapa Dalam (Cocos Nucifera Linn) Di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Seminar Nasional “Kristalisasi Paradigma Agribisnis Dalam Pengembangan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi”. Bogor.
Wibowo, A. 2007. Budidaya Kelapa. http://insidewinme. blogspot.com /2007 /11/ budidaya-kelapa.html. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018.
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi Kedua. Penerbit: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.
Yanti, D., Rukavina Baksh., Dance Tangkesalu. 2015. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kelapa Di Desa Malonas Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. J. Agroland, 22 (1): 76–85
Published
2019-06-26
Abstract viewed = 671 times
pdf downloaded = 1308 times