IBM KELOMPOK PENGUSAHA MIKRO PENJUAL MINUMAN DAN KELOMPOK MAHASISWA PRODUSEN TANAMAN OBAT DI KOTA PEKANBARU
Abstract
Kelompok mahasiswa budidaya tanaman obat di Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning sudah membudidayakan tanaman obat selama ± 1 tahun. Jenis-jenis tanaman obat yang dibudidayakan antara lain lidah buaya, jahe merah, kencur dll. Saat ini tanaman obat sudah berproduksi tetapi mahasiswa dalam pemasaranya masih kesulitan dan terbatas pada saat pameran. Sebagian besar mahasiswa Universitas Lancang Kuning berasal dari daerah-daerah di luar kota Pekanbaru. Terkadang mereka tidak mempersiapkan makanan dan minuman dan makan dan minum di kantin kampus. Sebagian besar minuman yang dijual di kantin-kantin merupakan minuman dalam kemasan botol maupun kotak yang mengandung pengawet. Kondisi demikian merupakan peluang usaha yang baik bagi kelompok mahasiswa produsen tanaman obat untuk menjual hasil tanaman obat kepada pengusaha kantin untuk diolah sebagai minuman yang segar dan berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Kegiatan Ibm dilakukan kepada 2 kelompok yaitu kelompok pengusaha mikro penjual minuman dan kelompok mahasiswa produsen tanaman obat dengan jangka waktu kegiatan satu tahun. Metode yang telah dilakukan yaitu (1) pelatihan budidaya tanaman obat yaitu lidah buaya, jahe merah dan kecur (2) pelatihan ketrampilan membuat minuman berbahan dasar tanaman obat yaitu minuman lidah buaya, wedang jahe dan beras kencur, (3) pelatihan ketrampilan pengemasan minuman dan (4) pelatihan analisis usaha minuman.
Dari hasil kuisioner, setelah dilakukan pelatihan budidaya tanaman obat maka (1) Pengetahuan mitra tentang budidaya lidah buaya meningkat sebesar 27,1 % dengan persen hidup tanaman sebesar 95%, sedangkan pengetahuan mitra tentang budidaya jahe merah dan kencur meningkat sebesar 40% dengan persen hidup tanaman sebesar 100%. (2) Mitra telah berhasil mengolah pelepah lidah buaya, jahe merah dan kencur menjadi minuman segar dengan nilai rata-rata tingkat ketrampilan peserta dalam mengolah pelepah lidah buaya menjadi minuman adalah 4 (baik), sedangkan pengetahuan mitra tentang pengolahan minuman jahe merah dan kencur sebesar 45% dengan nilai rata-rata tingkat ketrampilan peserta dalam mengolah pelepah lidah buaya menjadi minuman adalah 4 (baik). (3) Mitra memiliki ketrampilan dalam mengemas produk minuman lidah buaya, jahe merah dan beras kencur. (4) Mitra mampu menghitung pembukuan secara sederhana usaha minuman lidah buaya dengan keuntungan per 50 gelas adalah Rp.51.119,- .atau Rp.1.022,- per gelas dari harga Rp.2.000,- per gelas minuman segar lidah buaya, sedangkan untuk jahe merah dan beras kencur dengan keuntungan per 50 gelas adalah Rp.59.535,- .atau Rp.1.191,- per gelas dari harga Rp.2.000,- per gelas minuman jahe merah dan beras kencur.
Downloads
References
Astriyani, D, Dinarto W, Mildaryani W. 2013. Penerapan Agroteknologi Tanaman Jahe dan Pengolahan Rimpangnya Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani di Dusun Sorogaten dan Kaliberot. Jurnal Agrisains Vol4. No 7 September 2013. Hal 56 -54
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta. Denyer, C.V., P. Jackson, D.M. Loakes, M.R. Ellis dan D.A.B. Yound.
Isolation of antirhinoviral sesquiterpenes from ginger (Zingiber officinale). J Nat Products.
Fauzi, EA. 2005. Herba Sebagai Antimalaria Terhadap Pertumbuhan Plasmodium berghei dalam Kultur in vivo pada Mencit. http://digilib.its.ac.id/. Diakses 8 Oktober 2008.
Hartati, Sri. Handayani C.B, Tari, AIN.2011. Pengabdian Masyarakat Pelatihan Pembuatan Tepung Mocaf guna Meningkatkan Pendapatan Keluarga pada Posdaya di Kecamatan Polokarto. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2011. LPPM Universitas Bantara Sukoharjo. Hal 179-184.
Haryadi, 2006. Ternyata Serai Banyak Manfaatnya. http://www.deherba.com/. Diakses 8 Oktober 2013.
Henarni dan Winarni, Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya Dalam Bidang Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor. http://balittro.litbang.deptan.go.id/. Diakses 8 Oktober 2013.
Kwang, K., S. Kyung, L. Jong, L. Sang dan S. Young. 1998. Inhibitory effects of [6]- gingerol, a major pungent principle of ginger, on phorbol esterinduced inflammation, epidermal ornithine decarboxylase activity and skin tumor promotion in ICR mice. Canc.
Nurseto, 2011. Pengembangan Ide Usaha. Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kewirausahaan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. http://staff.uny.ac.id/. Diakses 8 Oktober 2013
Purwaningsih, Dyah.2015.Prospek dan Peluang Usaha Pengolahan Produk Aloe vera L. Jurdik Kima Universitas Negeri Yogyakarta.
Robin, 2007. Hutan Sebagai Sumber Tumbuhan Obat. Buletin Konservesi Sumber Daya Alam. Kantor Balai Besar KSDA Riau. Edisi II Tahun 2007. Pekanbaru.
Simanungkalit.Agus Riyan. 2014. Analisis Keuntungan dan Skala Usaha Tani Hortikultura Aloe vera (Lidah Buaya) di Kota Pontianak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge.
Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl.4).
Suhendro Pristi, Sagala Prihatiningsih. September 2013. Penyuluhan Budidaya Lidah Buaya Sebagai Bahan Baku Alternatif Dodol Bengkel di Desa Bengkel Serdang Bedagai. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.19 Nomor 73 Tahun XIX September 2013.UNIMED. Universitas Negeri Medan. Medan.
Yurisithae Erlinda, Dolorosa Eva, Muani Ani, Januari 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tani lidah buaya di sentra produksi kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ipteks – Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa. POLNEP. Pontianak.
Zuhud, E.A.M. 2009. Potensi Hutan Tropika Indonesia sebagai Penyangga Bahan Obat Alam untuk Kesehatan Bangsa. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol 6. No 6, hal : 227-232, Januri 2009. Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alam. Jakarta.