UJI APLIKASI AGENS HAYATI TRIBAC MENGENDALIKAN PATHOGEN HAWAR DAUN (Helminthosporium sp.) TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)
Abstract
Salah satu jenis penyakit yang sering menyerang tanaman jagung adalah penyakit hawar daun yang disebabkan patogen jamur Helmithosporium sp. Untuk mengendalikan penyakit, petani cenderung mengandalkan pestisida sintetis yang bisa menyeb abkan resistensi hama dan penyakit, menimbulkan pencemaran lingkungan, bahkan merugikan kesehatan manusia. Untuk mencegah dampak negatif pestisida sintesis perlu alternatif lain, misalnya dengan memanfaatkan agen hayati. Dewasa ini telah berhasil dikembangkan produk agen hayati yang diharapkan dapat menggantikan ketergantungan penggunaan pestisida sintesis. Pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dilakukan di rumah kasa. Faktor yang diteliti ialah pemanfaatan agen hayati Tribac untuk mengendalikan penyakit hawar daun tanaman jagung, dengan menguji 4 tingkat konsentrasi berturut-turut 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4% dan 1 perlakuan pembanding tanpa pemberian agens hayati Tribac. Intensitas serangan hawar daun tanaman jagung dihitung menggunakan rumus : I = { ∑ (ni x vi) / (Z x N) } x 100%. Hasil penelitian menyimpulkan, agen hayati Tribac efektif mengendalikan penyakit hawar daun tanaman jagung yang disebabkan pathogen Helminthosporium sp. Tingkat konsentrasi aplikasi agen hayati Tribac 0,4% menghasilkan intensitas serangan yang terendah.
Downloads
References
Dharma A. 1993. Pengamatan Penyakit Penting Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.), Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) dan Kedelai (Glycine max L.) di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Kabupaten Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2007. Pedoman Pengantar dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta.
Girsang, W. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida. Fakultas Pertanian. Universitas Simalungun Pematangsiantar.
Hamidson H, Suwandi S, Effendy TA. 2019. Development of some corn leaf diseases caused by mushrooms in north Indralaya Sub-District Ogan Ilir District. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2019, Palembang 4-5 September 2019. Palembang: Unsri Press.
Maspary, 2011. Trichoderma sp Sebagai Pupuk Biologis dan Biofungisida. http://www.gerbangpertanian.com/2011/02/trichoderma-sp-sebagai-pupuk-biologis.html
Prematirosari, M.B. 2006. Pengendalian Penyakit Hawar Daun (Helminthosporium turcicum ) pada Jagung Manis Dengan Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman. https://repository.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/1657.diakses 20 Agustus 2018.
Roliyah, Y., 2000. Laporan Perkembangan Penyakit Hawar Daun Pada Tanaman Jagung di Provinsi Sumatera Utara. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura I, Medan.
Saenong, MS. 2007. Beberapa Senyawa Pestisida yang Berbahaya. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sulawesi Selatan. http://www.peiffi-komdasulsel.org
Sihombing., 2010. Analisis Perbanyakan Agens Hayati. Laboratorium PHP Pematang Kerasaan.
Sinaga, MS., 2008. Tehnologi Pengendalian Agens Hayati, Institut Pertanian Bogor
Sopialena, 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Mulawarman University Press. Samarinda.
Sudjono, M.S. 2018. Penyakit Jagung dan Pengendaliannya.http://balitsereal.litbang.pertanian.go. id/wp content/uploads/2018/08/11penyakit.pdf
Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmiah Pertanian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.